SUMENEP, Relasipublik.com – Manusia makhluk ciptaan Allah SWT paling sempurna dan Unik. Sempurna diberi bentuk fisik dengan akal fikiran paling baik di antara makhluk hidup lain. Uniknya, berbeda satu sama lain mulai saat dilahirkan, meskipun dalam satu kembaran. Berbeda bakat, minat,, karakter, cita-cita, dan cara-cara cita-cita diupayakan dan diwujudkan.
Perbedaan itu terus bertumbuh, dan berkembang seirama dengan perjalanan hidupnya. Meskipun pola asuhan sama dalam satu orang tua, pendidikan sama, pengalaman sama, sahabat sama dan lingkungan sosial lainnya, termasuk penggunaan medsos juga sama, perbedaan dari sisi kualitas tetap berbeda,
Dengan adanya perbedaan dasar dan akan terus berbeda dalam perjalanan hidupnya; maka berpotensi akan berbeda dalam melihat dan menyikap banyak situasi dan kondisi. Mulai dari proses pengambilan keputusan, menetapkan keputusan, melaksanakan keputusan, hasil atas pelaksanaan keputusan, sampai hasil keputusan diperbaiki sesuai tantangan, peluang, menyikapi permasalahan, dan tuntutan hidupnya antar individu berpeluang berbeda.
Potensi dasar adanya perbedaan, saat berada dalam ruang dan kesempatan berinteraksi dalam suatu wadah organisasi, di tengah dinamika cepat dalam berbagai sisi kehidupan dengan bakat, minat, dan karakter yang tidak sama, perbedaan yang berwujung pada konflik seringkali terjadi. Berdasarkan penelitian, ada sekitar 20% konflik selalu menyertai dari dinamika sebuah organisasi yang dialami manager dan pemimpin (Greenberg, dan Baron, 2003 dalam Wibowo, 2012). Dari perpektif inilah, penguasaan manajemen konflik mutlak diperlukan bagi seorang pemimpin.
Maka terkait hal itu, Dr. musaheri selaku Pemateri Manajeman konflik di Latihan Pengembangan Kepemimpinan Cabang Kabupaten Sumenep menyampaikan, bahwa ada beberapa hal manajeman konflik diataranya :
A. Definisi Manajemen Konflik
Manajemen Konflik adalah pengelolaan konflik. Mengelola konflik dimulai dari persiapan untuk mengantisipasi timbulnya konflik; perencanaan dalam menangani konflik; pelaksanaan (koordinasi, komunikasi, kooperasi, dan sinergi, monev), sampai pelaporan dan dokumentasi dalam penanganan konflik.
B. Aspek-Aspek Dalam Manajemen Konflik
1. Konflik dari sisi lokus, tempat terjadinya
a. Konflik intermal.
Konflik yang terjadi dalam lingkup organisasi. Terjadi antar atasan, antara atasan dan bawahan, antara bawahan dengan atasan; bawahan dengan bawahan.
b. Konflik eksternal
Konflik yang terjadi di luar organisasi, antar organisasi. Terjadi antar organisasi yang sifatnya vertikal, horizontal dan diagonal dalam suatu kerangka system yang lebih luas.
2. Konflik dari sisi faktor penyebab
Adanya penyimpangan persepsi antar personal;
Antar personal baik dalam intern dan ekstern organisasi berbeda dan berimplikasi pada tindakan yang bertentangan sebagai pemicu konflik.
b. Munculnya kepentingan pribadi;
Kepentingan pribadi hadir dominan dan mendahului kepentingan organisasi. Dikejar utama tujuan pribadi dengan menggunakan organisasi, dan pasti rawan konflik
c. Iri dengki disertai dendan masa lalu;
Hati yang iri dengaki apalagi disertai dendam akan melahirkan ketidaksukaan atas kesuksesan orang. Bahkan, akan mencari cara menghambat langkah orang lain.
d. Ketidakpercayaan dan saling tidak percaya, buruk sangka;
Tidak percaya, saling tidak percaya, apalagi disertai buruk sangka mejadikan orang dalam posisi serba salah dan konflik mudah bersemi.
e. Kompetisi tidak sehat untuk mendapatkan posisi dan kedudukan;
Merebut posisi mentereng tanpa basis kompetensi yang seimbang beban tugas akan melemahkan kinerja dan konflik mudah timbul.
f. Ketidaksesuaian kinerja dengan penghargaan yang diterima;
Prestasi kinerja yang dicapai tidak berkeadilan dengan penghargaan yang didapat akan mudah melemahkan semangat kerja; dan konflik mudah menjalar.
h. Kritik destruktif, asal bunyi, dan gampang menyalahkan, dan membela kesalahan. Kritik yang asal bunyi dan gampang menyalahkan, akan mengundang kemarahaan orang lain; dan kemarahaan merupakan pemicu konflik.
3. Konflik dari sisi makna
a. Konflik positif
Konflik yang terjadi di bawa ke ruang diskusi yang terarah dan produktif; sampai melahirkan keputusan berkualitas, membuat semakin terbukanya akar masalah, berbasis data, memotivasi orang untuk semakin dewasa, paham posisi dan saling menghargai; sampai muncul gagasan baru ke arah perubahan yang lebih baik dan bermartabat.
b. Konflik negatif
Konflik yang menimbulkan emosi negatif, suatu pikiran marah, dan konfrontasi, berdampak negatif pada organisasi, mengganggu norma yang sepakati, menghambat hubungan kerja sama; mengarah pada disintegrasi;menimbulkan stress, frustasi, tegang, dan kecewa, bahkan sampai mengarah ke pemecatan dan kasus hukum.
4. Tingkatan Konflik
a. Konflik ringan/biasa
b. Konflik sedang/cukup berat
c. Konflik berat/ sangat berat
C. Pentingnya Manajemen Konflik Bagi Serang Pemimpin
Manajemen konflik sangat penting bagi seorang pemimipin. Pemimpin sebagai motor perubahan; posisinya di garda depan dalam aras gerakan dan kemajuan organisasi, sangatlah penting manajemen konflik dikuasai.Letak kepentingannya sebagai berikut:
1.Memudahkan bagi seorang pemimpin untuk membimbing, mengarahkan, dan memberdayakan teman kerja dalam menjalankan tugas yang kondusif, bebas konlik negatif;
2. Melancarkan dan mensukseskan pemimpin dalam menggrakkan sumber daya organisasi, khususnya SDM untuk bersama saling menguatkan, berlomba meningkatkan kinerja, tanpa konflik yang tidak perlu;
3. Menguatkan pemimpin dalam meningkatkan kapasitas system, menata kelembagaan dan SDM yang bebas konflik, sehingga tujuan organisasi tercapai secara cepat, tepat, baik, dan benar;
4. Mensukseskan pemimpin dalam menyikapi tantangan, merebut peluang dan memenuhi tuntutan kebutuhan dan harapan pemangku kepentingan sebagai akibat tidak adanya konflik sebagai modal utama meraih kepercayaan publik.
D. Langkah-Langkah Managemen Konflik
a. Sebelum konflik terjadi
1) Membenahi Tata Kelola
a) Memastikan pengaturan dan peraturan organisasi lengkap, utuh, terpadu dan
tertata;
b) Memastikan semua personalia mengetahui, memahami, terampil dalam menjalankan tugas sesuai pengaturan dan peraturan organisasi;
c) Memastikan semua sumber daya organisasi tergerak dan bergerak sesuai visi, misi dan strategi organisasi yang dituangkan dalam Renstra;
d). Program dan kegiatan tahunan disusun bersama; dan setiap personal memikul tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakannya sesuai tupoksinya;
e) Memastikan personalia diberikan penghargaan secara adil berbasis kinerja, dan diberi sanksi secara adil dan tegas bagi yang melanggar
2) Merubah paradigma
a) Banyak meminta dan menuntut dirubah menjadi banyak berbagi dan memberi kebaikan dan selalu memberikan yang terbaik;
b) Banyak ingat kebaikan, menuntut balas budi dirubah banyak menjadi banyak ingat kelemahan, evaluasi diri, berbenah, dan melupakan kebaikan untuk menjadi pahala jariah sebagai bekal kematian.
c) Banyak janji, pembohong diubah menjadi memberi bukti dan selalu jujur dan menjujurkan;
d) Sering menyalahkan dan mempermasalahkan, banyak marah dan sombong serta kaku dirubah menjadi insan solutif, bersabar dan menyabar-nyabarkan, mengorangkan orang, fleksibel, banyak doa dan tawakkal.
e) Anti kritik dan menutup komunikasi dirubah menggelorakan kritik konstruktif dan membuka saluran komunikasi secara luas dan stara.
3) Menjadi insan dan organisasi pembelajar
a) Membiasakan diri berpkir sistemik, tahu banyak hal; serta mendalam, akhli satu hal dan fokus pada tugas dan tanggung jawab;
b) Membiasakan diri meningkatkan kompetensi personal secara berkelanjutan;
c) Membiasakan diri mengayakan sudut pandang, dan pandai mencari dan mengambil hikmah dalam setiap kejadiaan;
d) Membiasakan diri duduuk bersama, bermusyawarah membicarakan masalah, tantangan, peluang, tuntutan, dan harapan masa depan yang dicita-citakan bersama.
b. Setelah konfilik terjadi
1) Diplomasi
a) Menghadirkan pikiran kritis berbasis data dan ilmu, khususnya hasil penelitian berkaitan dengan konflik yang terjadi;
b) Melahirkan pikiran sistemik, argumentatif rasional berdasarkan metodologi ilmiah dalam mencari solusi konflik;
c) Menumbuhkan kesadaran dan tanggung jawab bersama untuk menyelesaikan konflik yang terjadi untuk kepentingan organisasi;
d) Menyadari konflik berpotensi merugikan diri, orang lain dan organisasi, dan akan menghilangkan kepercayaan publik.
2) Negosiasi
a) Menyadari dan saling menghormati setiap kekurangan yang menimbulkan konflik;
b) Melihat dan mengedepankan kelebihan, kekuatan, peluang dan tantangan terhadap terjadinya konflik;
c) Mencari kemungkinan sejumlah solusi dengan menghadirkan konsekuensi- konsekuensinya;
d) Mengkaji satu kemungkinan terbaik dalam menetapkan solusi dan matangkan sumber dayanya untuk dijadikan sebuah consensus.
3) Mediasi
a. Menghadirkan pihak ketiga untuk mencari dan merumuskan solusi konflik;;
b) Menghargai pihak ketiga untuk menetapkan solusi konflik yang saling menguntungkan;
c) Mempercayai pihak ketiga untuk menyelesaikan konflik yang terjadi untuk kepentingan organisasi;
d) Membuka diri pada pihak ketiga secara jujur untuk melaksanakan rekomendasi solusi pihak ketiga dalam penyelesaian konflik.
4) Konsensus
a) Munculnya kesepakatan yang saling menang;
b) Mengikat diri berdasarkan isi konsensus , dan menjaga konsensus;
c) Menegakkan dan mempertahankan konsensus dari segala situasi dan kondisi
d) Menata dan menyempurnakan serta menguatkan kapasitas sistem, kelembagaan dan SDM berbasis konsensus.
E. Manfaat Manajemen Konflik
Dengan menguasai dan terampil dalam managemen konflik, maka manfaat yang diperoleh sebagai berikut:
1. Konflik yang akan terjadi dapat diantisipasi. Segala kemungkinan munculnya konflik dapat diperhitungkan matang. Semua sumber daya organisasi dapat diketahui, sekaligus sistemnya, kelembagannya, dan SDMnya lebih muda ditata;
2. Elemen-elemen yang berpotensi menjadi faktor penyebab konflik serta sebab dan akibat konflik lebih mudah didetiksi dan dikalkulasi; dan saat konlik mulai tampil kepermukaan dapat segera dicari solusinya, tidak sampai merugikan personal dan organisasi;
3. Peningkatan kapasitas SDM secara berkelanjutan, untuk membangun pola pikir (mindset) dalam memandang dan menyikapi berbagai situasi dan kondisi yang akan menimbulkan konflik lebih mudah untuk dibangun sebagai modal penting untuk memberi pesan kesadaran agar menjauhi konflik yang sifatnya negatif.
Daftar Pustaka :
Wibowo, 2012. Manajemen Perubahan Edisi Ketiga.Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Musaheri. 2017. Kepemimpinan Kepala Desa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Usman, Husaini.2008 Manajemen Teori Praktik dan Riset Pendidikan Edisi Kedua. Jakarta: Bumi Aksara.
Pantauan Media Jatim.relasipublik.com latihan pengembangan kepemimpinan pengurus Pramuka Cabang Kabupaten Sumenep, bertempat di Pantai Salopeng, Kecamatan Dasuk, Kabupaten Sumenep Madura, Jawa Timur. Minggu, 10/10/2021). (red)