Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Berita UtamaJawa timurKabupaten SumenepOpini

Mawardi, S.sos : Berbahagialah Berjumpa Ramadhan

36
×

Mawardi, S.sos : Berbahagialah Berjumpa Ramadhan

Sebarkan artikel ini

SUMENEP, Relasipublik.Com – Kebahagiaan yang esensial itu harus diaplikasikan dengan syukur yang sebenarnya, yaitu dengan tiga motif syukur yang harus terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga motif syukur itu meliputi syukur dengan lisan, syukur dengan perbuatan dan syukur dengan hati keyakinan,  jika ketiga motif syukur ini telah diaplikasikan maka kebahagiaan itu telah dirasakan.

Menyambut datangnya Bulan Suci Ramadhan ini, umat Islam harus berbahagia dan mengaplikasikan kebahagiaan itu dengan tiga motif syukur yang diajarkan dalam agama Islam. Sebab, umat Islam yang berbahagia dengan datangnya bulan suci Ramadhan maka akan ada balasan positif yang luar biasa dari Allah SWT kepada hambanya, maka berbahagialah Berjumpa dengan bulan Ramadhan.

Mawardi, S.sos : Berbahagialah Berjumpa Ramadhan
#Sosok Mawardi Alumni Ponpes Salafiah- Syafi’iyah Sukorejo Sitobondo#Ok

Mari sejenak kita menelaah kembali (taqror) terhadap salah satu legalitas ajaran agama Islam yang memberikan respon positif terhadap umat Islam yang memiliki rasa kebahagian dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan, (Man Fariha bi Duhuli Ramadhan, Harromallahu Jasadahu ‘ala An-Niron). Dan kebahagiaan itu harus diaplikasikan dengan kebahagiaan dalam hati dan perbuatan positif dengan datangnya bulan Ramadhan.

“Barang siapa yang merasa senang dengan datangnya bulan suci Ramadhan, maka Allah SWT mengharamkan terhadap jazadnya dibakar oleh api neraka” (Man Fariha bi Duhuli Ramadhan, Harromallahu Jasadahu ‘ala An-Niron), maka berbahagialah dengan menyambut bulan Ramadhan serta  melaksanakan kewajiban berpuasa ramadhan.

Berpuasa Ramadhan sudah menjadi kewajiban bagi seluruh umat Islam yang telah ditaqlif hukum dan akan ada konsekuensi logis yang diatur dalam ajara Islam, (Balasan Positif bagi yang melaksanakannya, dan Balasan Negatif bagi yang tidak mengindahkannya). Dan berpuasa Ramadhan itu dalam arti simplenya menahan dari makan dan minum, serta hal hal lain yang dapat membatalkan puasa yang pelaksanaannya tepat pada bulan suci Ramadhan.

Menahannya itu (Min Tulu’i Al-Fajri) dari terbitnya fajar dan diawali dengan niat (Nawaitu Shouma Ghadin ‘an Ada’i Fardhu As-syahri Ramadhana Hadiahi As-Sanati Lillahi Ta’ala) dan disunnahkan mengakhiri waktu sahur, menahannya hingga (Ila Ghuruni As-Syamsi) sampai terbitnya matahari dan disunnahkan untuk bersegera melaksanakan buka puasa.

Maka sudah seyogyanya kita sebagai umat Islam harus berbahagia dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan dan semoga kita semua diberkahi serta semoga jazad-jazad kita semua kelak diharamkan oleh Allah SWT dibakar oleh panasnya api neraka.

Penulis : Mawardi

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *