Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Berita UtamaJawa timurKota SurabayaTerbaru

Esensi Maulid Nabi Muhammad SAW 1443 H

170
×

Esensi Maulid Nabi Muhammad SAW 1443 H

Sebarkan artikel ini

Oleh : H. Saefuddin Zuhri. S.Kep. Ns (Wakil Ketua NUCare LazisNU Kota Surabaya, Ketua DPK PPNI DINKES Kota Surabaya)

SURABAYA, Relasipublik.com – Tiada kata yang patut kita haturkan pada kesempatan ini, kecuali untaian rasa syukur kehadirat Allah SWT, yang tak henti-hentinya memberikan kenikmatan kepada kita semua.

Sholatullah washalamullah semoga tetap tercurah kepada baginda Rosulillah SAW yang malam hari ini kita peringati kelahirannya.

Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW tidak hanya dimaknai untuk kegiatan seremonial belaka, tidak hanya untuk kegiatan retorika belaka, akan tetapi minimal ada dua hal yang harus kita petik dari kegiatan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW 1443 H ini,  yang pertama kegiatan peringatan maulid nabi mempunyai esensi meneladani dan menambah rasa cinta umat kepada Baginda Rasulullah SAW. Esensi yang kedua yaitu introspeksi diri terhadap rasa syukur kepada Allah SWT.

Peringatan maulid nabi telah  dilakukan sejak ratusan tahun,  mungkin kita sendiri sudah puluhan kali mengikuti peringatan maulid nabi, yang menjadi pertanyaan kita sejauh mana dalam kehidupan kita ini menjalankan sunah-sunah rosulullah, mulai menjelang tidur, s/d bangun tidur berapa banyak sunah-sunah rosul yang belum kita lakukan,  melalui peringatan maulidurrosul inilah kita introspeksi diri lagi untuk semakin menjalanmkan sunah-suna rosul dalam kehidupan kita.

Allah berfirman dalam Alquran Surah Adz-Dzariyat ayat 56 berbunyi: “Wa ma khalaqtul jinna wal insa illa liyabudun,”. Yang artinya: “dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku”.

 Kita sadar bahwa hidup kita ini hanya sebentar, dunia ini fanah, umur kita hanya berkisar 60-75 tahun, artinya sebentar lagi kita akan tinggalkan dunia ini, prediket ibadah apa yang akan kita bawah menghadap Allah, Sholat kita, puasa kita, zakat kita, shodaqoh kita belem tentu diterima, lalu apa lagi yang akan kita bawah menghadap Allah SWT.

  Melalui peringatan maulidurrosul ini kita belajar meneladani rosul, mengikuti rosul, menjalankan apa yang disunahkan rosul, mulai cara duduk kita, cara makan kita, cara tidur kita, cara interaksi kita, cara berpakaian kita, cara berusaha/bekerja kita, yang dengan demikian tanpa kita sadari, kita setiap hari selalu menjalankan sunah-sunah rosul, yang notabennya akan dinilai ibadah yang tentunya mewujudkan keinginan Allah terhadap penciptaan kita yaitu ILLA LIYA’BUDUN (untuk beribadah kepada Allah SWT)

Yang kedua, kegiatan maulidurrosul ini, saatnya kita gunakan sebagai sarana untuk  introspeksi diri terkait Rasa Syukur kita kepada Allah SWT, kita evaluasi diri kita sendiri seberapa besar rasa syukur kita kepada Allah SWT,

Nabi Muhammad tidak hanya bersyukur kepada Allah. Namun, beliau juga tidak pernah sekalipun mengeluh atas segala hal yang diberikan oleh Allah apapun kondisinya.

Rosul bersyukur tidak hanya melalui lisan, akan tetapi Rasulullan juga mencermikan rasa syukurnya melalui tindakan nyata, Hal ini nampak dari ibadah Rasulullah kepada Allah. Bahkan,meski Allah sudah menjamin Rasul masuk surga justru membuat Rasulullah kian giat beribadah kepada Allah.

Soal bersyukur, Rasulullah adalah contoh paripurna seorang hamba. Beliau selalu mensyukuri apapun yang diberikan Allah kepadanya. Tidak pernah sekali pun Rasulullah mengeluhkan pemberian Allah. Apapun situasi dan kondisi yang menimpa dirinya.

Bahkan dikisahkan saking tekun dan khusuknya menunaikan shalat malam, kedua telapak kaki Rasulullah sampai pecah-pecah. Rasulullah sangat tekun berpuasa, dzikir dan juga sangat dermawan berbuat baik kepada sesama.

Posisi istimewa sebagai seorang nabi dan utusan Allah tidak membuat Rasulullah ‘berleha-leha’ dan ‘gumedeh.’ Meski sudah dijaga dari Allah dari melaksanakan perbuatan dosa (maksum), Rasulullah tiap malam menangis dengan meminta ampunan kepada Allah SWT. (Allahu Akbar)

Tentu saja hal itu membuat para sahabat penasaran, bahkan istrinya sendiri Sayyidah Aisyah. Bagaimana mungkin seorang kekasih Allah, seorang yang dijamin masuk surga, dan seorang yang maksum, melakukan ibadah sampai segitunya. Bukankah beliau tidak memiliki dosa atau kesalahan, bukannya beliau sudah dijamin masuk surga, mengapa beliau meminta ampunan kepada Allah sampai begitu dalmnya??..

Samopai-sampai sayyidah Aisyahh tidak bisa memendam rasa penasarannya “Mengapa engkau melakukan itu semua ya Rasulullah? Padahal Allah telah mengampuni dosa-dosamu yang telah lalu dan yang akan datang?, padahal engkau telah mendapatkan jaminan Allah masuk Syurga, tanya Sayyidah Aisyah.

Bagaiman jawaban rosulullah “ Ya Aisyah Istriku ternya, Apakah engkau tidak senang, jika Allah menganggap aku sebagai hambanya yang bersyukur, apakah kita tidak senang  jika Allah memeberikan predikat kepada kita sebagai amba yang bersyukur???”   kata Rasulullah menjawab pertanyaan Sayyidah Aisyah di atas.

Yang terakir melalui peringatan maulid nabi Muhammad SAW ini, marilah kita jadikan diri kita sebagai pribadi Muslim yang Tangguh, Pribadi Muslim Yang Hebat dan Pribadi Muslim yang Wani.

Pribadi Tangguh adalah : Pribadi yang pantang menyerah, berani mencoba hal baik, menjalankan perintah dan menjahui larangan-Nya, serta tidak putus Asa ketika mengalami kegagalan dalam meraih keinginan.

Pribadi Hebat adala : Pribadi yang berani bersikap Juju,  berfikir Realisis, Mampu menaan Amarah  dan selalu mempersiapkan diri dalam menghadapi problematika kehidupan ini.

Pribadi Wani adalah : Pribadi yang mempunyai hati yang mantap, rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, tidak takut pantang menyerah dan siap bersaing dalam era technologi ini

Tim : (red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *