SUMENEP, Tragedi hangusnya toko elektronik Tricomp yang kebetulan satu lokasi dengan cafe mami muda, pada Kamis (23/3) malam sekitar pukul 22.15 WIB, menyisakan misteri di kalangan aktivis Kota Keris.
Tragedi Tricomp tersebut tidak hanya menyita perhatian masyarakat setempat, terlebih adalah duka bagi para wartawan. Sehubungan dengan cafe itu merupakan basecamp atau markas tempat berkumpulnya kuli tinta Sumenep, yang sedang soroti kasus fraud 60 miliar rupiah di salah satu perbankan milik negara.
“Berkaitan dengan kebakaran di Tricomp, tempat atau basecamp temen-temen (wartawan) berkumpul disini, terutama yang memang rajin mengawal kasus dugaan fraud 60 miliar yang melibatkan nama Subeki dan BSI, kalau saya menduga ini bukan kebakaran, dugaan saya ini ada yang sengaja membakar,” ungkap Sulaisi Abdurrazaq, Jumat (24/3) dini hari, pasca tragedi Tricomp.
Pemuda berprofesi advokat tersebut lantas menjelaskan terkait reasoning (alasan) tragedi Tricomp yang dinilainya ada kejanggalan, adalah (kebakaran) kejadiannya cukup cepat, dan api tidak dimulai dari percikan kecil.
“Ini langsung api menyambar cukup besar begitu, kejadiannya cukup singkat. Kemudian dalam posisi (Tricomp) tempat ini, temen-temen sedang keluar, dan keluarnya temen-temen ini tidak lama ya kan, ada yang memang di lokasi itu, itu tidak sampai 10 menit hanya perjalanan dari taman bunga ke java in, itu api sudah besar sekali dan itu barang-barang sudah habis,” tutur kuasa hukum korban dugaan fraud puluhan miliar itu.
Hal itu yang membuatnya beranggapan bahwa tragedi Tricomp atau kebakaran salah satu unit usaha aktivis yang getol menyoroti kebijakan publik yakni Fauzi As, sangatlah tidak mungkin disebabkan korsleting listrik.
“Jadi gak logic ini misalnya korsleting listrik gak mungkin langsung besar, kecuali ada ledakan. Disini tidak ada ledakan, tidak ada juga barang-barang yang mudah meledak di dalam (Tricomp) ini begitu,” jelas Sulaisi.
Adapun yang membuatnya yakin ada faktor kesengajaan pada tragedi Tricomp, ialah titik api yang mana berdekatan dengan pintu samping toko tersebut menjadi pusat sumber si jago merah. Sedangkan pintu itu dalam situasi terbuka atau tidak dikunci.
“Kemudian api, pusat sumber api itu didekat pintu. Saya hanya mencurigai dalam imaginasi saya itu, karena ini kan pintu gak dikunci dan kemudian disini gak ada orang gitu. Pusat dan sumber kebakarannya itu dekat pintu dan bukan di bagian depan maupun di bagian belakang, ini dekat pintu intinya, sehingga kecurigaan kita patut kita duga itu bukan kebakaran,” terangnya.
Selain itu, kejanggalan lain masih tentang titik dari sumber api yang melalap berbagai jenis elektronika (bernilai kisaran 200 juta rupiah), ada jarak lumayan jauh dengan instalasi listrik. Menurutnya, akan menjadi logic ini kebakaran murni, jika memang pusat api bersumber dari sistem itu.
“Nah, itu salah satu kecurigaan kita. Sehinga saya berharap temen-temen kita lihat saja besok atau lusa ini hasil cek CCTV. Kemudian kalau CCTV misalnya hari ini masih kesulitan untuk diakses karena kan kena air tadi ya. Kita tunggu hasil dari lap digital forensik polri, saya kira itu,” tukasnya.
Disinggung hal yang bisa membuatnya menduga tragedi Tricomp ini dikabar, apa kaitannya dengan Fauzi As? Sulaisi pun menerangkan satu rangkaian peristiwa sebelum terjadinya kebakaran tersebut.
Ia menyebut Fauzi As adalah best friend-nya, “Saya mendampingi dalam beberapa kasus, termasuk Mas Fauzi bersama dengan saya sebagai tim, yang menjadi penyuplai utama dokumen dan alat bukti berkaitan dengan dugaan fraud 60 miliar ini,” ujarnya.
“Jadi empat orang yang memberi kuasa ke saya, tempat bertemunya (cafe mami muda) ya disini. Konsultasi awal itu ya ke Mas Fauzi, dan beliau percaya ke saya untuk mendampingi mereka, ya tentu dengan berbagai pertimbangan, sehingga keterkaitan antara dugaan fraud 60 miliar dengan kami ini ya cukup erat begitu, itu intinya,” tandas Sulaisi.
Bahkan dugaan lainnya, sambung Sulaisi, pihaknya curiga sebagai bagian dari intimidasi, “Secara psikologis kita supaya takut atau menimbang-nimbang untuk melanjutkan misalnya begitu, pengawalan penanganan dugaan fraud 60 miliar itu,” ucapnya.
Di penghujung perbincangan, dirinya menceritakan kronologi singkat sebelum tragedi Tricomp terjadi. Hal itu berdasarkan dari sejumlah keterangan para saksi di tempat kejadian perkara.
“Pada saat kejadian itu memang ada seseorang yang tidak dikenal dan mencurigakan di toko itu, tetapi kan orang yang disini temannya mas fauzi tidak kenal dia, dan mas fauzi sedang diluar dan kemudian pekerja yang disini juga sedang diluar,” katanya.
Sosok misterius yang berpura-pura sambil menyapu bertepatan di depan pintu samping Tricomp itu, datang beberapa menit kemudian setelah Fauzi As dan kawan-kawan beranjak pergi ke Java in. “Jadi memang ada orang yang tidak dikenal pakek kopiyah, kaos hitam dan celana gelap begitu, dan itu memang didekat pintu toko ini,” tutupnya.
* Red *