BANGKALAN, Relasipublik.Com–Dua hari lalu Warga Desa Patereman, Kecamatan Modung, digegerkan dengan terdamparnya Ikan Paus jenis Pilot di perairan patereman, Kecamatan Modung, Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur, sehingga terus menjadi perhatian banyak pihak termasuk Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Dikabarkan terdapat lima puluh dua ekor paus yang terdampar, Tapi empat puluh sembilan ekor ditemukan telah mati. sementara tiga ekor lainnya diupayakan kembali ke laut lepas, namun dua ekor dari ketiganya juga ditemukan mati meski telah dicoba empat kali dikembalikan kelaut lepas. sehingga, tersisa hanya satu ekor Paus yang berhasil dikembalikan ke laut lepas hingga kini dalam pantauan.
Kemudian, Pemprov Jatim mengirim dua eskavator untuk menggali lubang guna mengubur paus – paus yang telah mati tersebut. penggalian lubang untuk mengubur paus-paus yang dinyatakan mati itu berjarak 70 meter dari bibir pantai patereman, Kecamatan modung dengan kedalaman minimal 5 meter.
Dalam hal ini, Pihak Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Jatim menjelaskan terdapat dua titik penguburan, untuk dua puluh lima ekor paus pada titik pertama dan sisanya yang dua puluh satu ekor pada titik kedua, tapi satu ekor harus dikuburkan secara manual karena jarak yang jauh dari titik penguburan. sementara empat ekor sisanya terseret arus ombak,”Katanya. Sabtu,( 20/2/2021)
Lanjut dia, selain Pemprov Jatim, warga sekitar juga turut membantu dan turut terjun langsung pada proses penggalian dan penguburan, kemudian dari pihak Balai Besar KSDA Jatim, perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup, TNI, Polri, para relawan dan pegiat lingkungan, tokoh masyarakat, Forum Koordinasi di tingkat Kecamatan Modung, Bangkalan, serta perwakilan akademisi dari Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Unair,” jelasnya
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengapresiasi terkait kerja keras dan gotong royong tersebut, sehingga masalah paus yang terdampar bisa segera kita atasi bersama. semua itu bisa teratasi karena kerjasama berbagai pihak termasuk para nelayan dan relawan.”ini adalah wujud rasa cinta dan peduli kepada lingkungan serta makhluk hidup di sekitar kita,” katanya di Gedung Grahadi, Surabaya.
Menurutnya, pihaknya akan melakukan koordinasi pada Tim Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut penyebab terdamparnya ikan Paus itu. selanjutnya pihaknya akan terus mengupdate sampel ikan Paus mati yang dilakukan oleh FKH Unair,” tuturnya
” Hasil penelitian ini penting, bahkan sebagai rekomendasi agar kita bisa melakukan pencegahan agar tidak sampai terjadi kejadian yang sama,” tutup Khofifah. (Red)