Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Opini

Pemuda Dan Anti Apatisme

188
×

Pemuda Dan Anti Apatisme

Sebarkan artikel ini
Robi Ariyanto Kader Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Malang Komisariat Mulla Shadra

Seperti yang kita ketahui bahwasanya setiap tanggal 28 Oktober selalu kita peringati sebagai hari sumpah pemuda. Dan tepat pada hari ini pula ialah sebagai peringatan yang ke 92 tahun. Tentu jika kita analogikan ke umur manusia tentu ini bukan umur yang muda lagi untuk sebuah perjalanan manusia.

Jika sedikit menyinggung munculnya istilah sumpah pemuda ini dilatarbelakangi hal yang paling umumnya kita ketahui yakni sebagai perlawanan kaum muda untuk memperjuangankan kemerdekaan pada masa kolonialisme.

Sehingga jika aktualisasikan dengan pemuda masa sekarang ini ialah pejuangan melawan bukan hanya penjajah asing akan tetapi perjuangan melawan bangsa sendiri. Seperti apa yang diutarakan oleh sang ploklamator kita Bung Karno yang menyatakan bahwa perjuangan nya lebih mudah Karena melawan bangsa asing, akan tetapi perjuangan mu terasa sulit karena melawan bangsa sendiri.

Dan saat ini perjuangan pemuda saat ini tak seperti dulu yang jelas-jelas melawan bangsa penjajah (asing). Namun pemuda kali ini harus dibenturkan dengan sesama anak bangsa sendiri. Hal demikian dikarenakan banyaknya kebijakan-kebijakan yang tentunya tidak sesuai dan pro terhadap masyrakat pada umumnya. Hal ini pula yang kemudian menjadi pemicu untuk para pemuda saat ini melakukan beberapa pembangkangan dan perlawanan terhadap pemanhku kepentingan treasure kebijakan-kebijakan yang dianggap tak pro terhadap rakyat tadi.

Misalnya saja akhir-akhir ini banyak pemuda yang hampir di setiap daerah menggelar aksi turun kejalan demi menolak undang-undang omnibus law cipta kerja. Tentu hal seperti ini sangat patut di acungi jempol, dimana poin sederhananya ialah masih banyak pemuda yang peka dan mau berpartisipasi aktif dalam membela nasib rakyat.

Yang sebetulnya generasi muda pada saat ini diragukan dari segi kepekaan sosialnya. Mengingat era globalisasi saat ini kecenderungan banyak orang sudah mulai tergradradasi arus kepekaan sosialnya menjadi manusia yang apatis. Tentunya ini sangat disayangkan sekali.

Terlebih masih banyak pemuda atau lebih dekatnya dengan istilah Mahasiswa. Yang hingga kini masih banyak Mahasiswa yang ada perguruan tinggi seakan tidak mau ambil pusing (apatis) dengan kondisi yang terjadi di negaranya. Sungguh terlalu, begitu kata sang maestro dangdut Indonesia Hj Rhoma Irama.

Bagaimana tidak, pemuda dikatakan sebagai estafet penerus pemimpin bangsa ini, lalu pertanyaan jika pemuda yang tidak mau ambil pusing atau tidak mengikuti kondisi yang terjadi dinegaranya, lantas mau dibawa kemana negara ini.

Maka di akhir tulisan ini saya mengajak khusisnya saya secara pribadi maupun orang yang membaca tulisan ini untuk senantiasa meningkatkan rasa kepekaan kita terhada kondisi lingkungan kita. Kita tidak bisa jika hanya menjadi manusia yang apatis. Sebab negara ini butuh orang yang mempunyai nilai kepakaan yang tinggi, bukan orang yang hanya mempunyai mindset apatis.

Penulis : Robi Ariyanto

(Kader Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Malang Komisariat Mulla Shadra)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Utama

Oleh: Sulaisi Abdurrazaq _________________________ SUMENEP, Jatimrelasipublik.com – “Bangsa…