SURABAYA, — Tato memang dikenal sebagai produk kebudayaan. Ada yang punya landasan filosofi atau bahkan sekadar estetik.
Namun, di kalangan muslim, tato dapat menyalahi aturan dalam peribadatan. Dengan alasan itulah, Better Youth Foundation membuat program hapus tato gratis.
——
JATIM Halal Fest yang diselenggarakan di Jatim Expo pada 17–19 Maret itu menghadirkan ratusan stan UMKM. Namun, ada satu stan yang mencuri perhatian. Lokasinya persis di depan panggung sebelah kanan.
Seorang lelaki bertopi berdiri di depan stan mungil itu. Berkaus polos biru. Bagian lengan kanan kausnya ia lipat sampai ke bahu.
Lengan atasnya terbungkus plastik wrap. Rapat sekali. Seolah tak ada udara yang bisa masuk. Menyatu dengan krim yang menempel di sekujur lengan.
”Ini masih dianestesi,” ujar pemilik nama Yogi Yanuar itu. Prosesnya butuh didiamkan selama 30 menit. Yogi sudah terbiasa dengan semua tahapan tersebut. Pasalnya, ia sudah tujuh kali menjalaninya.
Warga Jetis Kulon itu membawa sobekan kertas. Ada tulisan dari pensil: Ar-Rahman 51-55. Lima ayat Al-Qur’an yang beberapa waktu ia hafalkan.
Yogi memang tengah ikut program hapus tato dari Better Youth Foundation. Sejak dua tahun lalu, ia ingin membersihkan tubuhnya dari gambar permanen yang pernah dibuat.
Di balik buntelan plastik lengan kanan itulah tempat tato miliknya yang akan dihapus.
”Gambarnya mawar sama pedang,” kata Yogi dengan menyunggingkan senyum. Tato itu ia buat saat remaja. Sekitar 20 tahun yang lalu.
Dulu, kata Yogi, tato memang jadi semacam gengsi sosial. Terutama agar diakui di lingkungan pergaulannya. Tak banyak pikir, ia pun ikut-ikutan menggambar dengan jarum bertinta.
Rasa sesal terbit di kemudian hari. Terutama saat sudah berkeluarga dan punya anak.
”Sekarang saya bertekad pengin hijrah total. Pengin jadi lebih baik. Ya sudah, saya putuskan hapus saja,” terang lelaki 35 tahun itu.
Stan Better Youth Foundation itu digerakkan anak-anak muda. Mereka mengenakan rompi warna cokelat muda.
Layaknya seragam kawanan relawan. Mereka tidak menjajakan makanan atau minuman seperti stan lain. Tetapi, menawarkan sejumlah program bimbingan. Termasuk program hapus tato gratis.
”Kebanyakan memang alasan keluarga,” kata Yasin Fadhilah, penanggung jawab program hapus tato. Program itu baru berjalan dua tahun. Juga, baru bisa menarik 20 peserta.
Tentu ada banyak tantangannya. Terutama dari para peserta sendiri. Kebanyakan, kata Yasin, mereka sering terputus di tengah jalan. Alias kurang konsisten.
Banyak peserta yang mengira bahwa tato bisa hilang dengan sekali ikut program. Padahal, harus bertahap. Bisa sampai puluhan kali. Itu pun tak bisa sama sekali lenyap.
”Semuanya bergantung ketebalan tato. Jadi, memang harus sabar dan istiqamah, gak bisa sekaligus,” jelasnya. Sebab, memang harus perlahan. Terutama jika ingin hasil yang lebih bersih.
Program itu dibuka bagi siapa saja. Rutin digelar setiap dua pekan sekali. Syaratnya, cukup datang ke markas Better Youth Foundation di Jalan Penjaringan Sari PS 2 D25 Rungkut, Surabaya.
Yasin memastikan program itu gratis. Bayarnya cuma dengan hafalan lima ayat Al-Qur’an. Sangat murah ketimbang ikut program yang sama di klinik yang ongkosnya bisa sampai Rp 3 juta.
”Itu biaya untuk sekali treatment. Nah, kalikan saja dengan sepuluh, misalnya. Jadi mahal pastinya,” ungkap Yasin. Hasilnya pun belum tentu memuaskan.
Yasin berani memastikan metode yang digunakan pihaknya lebih rapi.
Yasin pun punya impian tentang program hapus tato itu.
Ia ingin menjangkau lebih banyak orang. Sejauh ini, program tersebut hanya beredar di Surabaya, Malang, dan Solo.
Saat ini ia bersama kawan-kawannya tengah mengusahakan impian itu. Salah satunya dengan menggalang dana di media sosial. Uang tersebut kelak digunakan untuk membeli mobil operasional.
”Kami ingin keliling ke kota-kota lain. Biar lebih banyak juga yang dapat manfaatnya,” harap Yasin.
*Mar’atun/ Imam Mu’iz*