Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Berita UtamaJawa timurKabupaten SumenepKriminalTerbaru

DPRD Provinsi Jawa Timur, Soroti Dugaan Penistaan Nabi dan Wali Ala Kades Jukong Jukong

112
×

DPRD Provinsi Jawa Timur, Soroti Dugaan Penistaan Nabi dan Wali Ala Kades Jukong Jukong

Sebarkan artikel ini

Penulis : Noung daeng

SUMENEP, Jatimrelasipublik.com – Dugaan penistaan Nabi dan Wali oleh Kepala Desa Jukong jukong, Kecamatan Kangayan, Kabupaten Sumenep, mendapat sorotan DPRD Provinsi Jawa Timur, Mathur Husyairi, S.Ag.,Anggota Fraksi PKS, PBB dan Hanura.

Menurut Mathur Sapaan Akrab, Jika statemen itu dilakukan dengan sadar dan dia tau apa maksudnya, maka itu sebuah kesengajaan yang tidak pantas diucapkan oleh seorang pemimpin di level desa.

Seharusnya, sebagai pemimpin menjadi teladan yang baik dan menyejukkan bukan malah menyampaikan ungkapan yang bisa memancing emosi publik, Khususnya umat Islam.

” Saya bersyukur, karena statemen itu langsung diklarifikasi meskipun awalnya dia bilang itu editan,”Ungkapnya. Senin, 3/7/2023.

” Semoga semua pihak bisa mengambil pelajaran dari kejadian ini, Sehingga
tetap menjaga Ukhuwah demi terjaganya kekompakan di masyarakat,” Imbuhnya.

Diketahui, dalam pemberitaan sebelumnya, Kepala Desa Jukong jukong, Kecamatan Kangayan, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, diduga Nistakan Nabi dan Wali Allah Swt.

Video yang beredar dalam Group Watshapp Gema Warga Kangean dengan durasi 7 menit 48 detik tersebut, berisi konten tuduhan Nabi dan Wali semua Korupsi.

Hal itu, disampaikan Kepala Desa Jukong Jukong Hadrawa didepan wali murid, dan tokoh masyarakat setempat saat berpidato dalam acara wisuda TK.

Tentunya, ucapan tidak terpuji yang dilakukan oleh kades jukong jukong dalam video tersebut telah melukai hati umat muslim seluruh dunia.

Maka, akibat perkataan ngawur yang lontarkan kades jukong jukong tersebut menuai kecaman dari berbagai pihak.

Sebab, mereka menilai tidak sepatutnya seorang publik figur menyamakan sifat nabi utusan Allah Swt, dengan manusia biasa terlebih dengan dirinya.

Mestinya, sebagai umat muslim dirinya harus memahami rukun iman yang keempat dalam agama Islam adalah “Beriman kepada para rasul atau nabi-nabi Allah Swt.

Tetapi pidato Kepala Desa Jukong Jukong tersebut malah nyelenih, dengan menuduh Nabi dan wali semua korupsi.

Bahkan, dalam pidatonya, dirinya seakan tidak ada berdosa dengan menuduh Nabi dan wali semua Korupsi.

” Manabi manussa panika korupsi sadheje, sedangkan para nabi dan welli panika korupsi sadheje, korupsi sadheje, Ponapa mik korupsi..? mungkin bede ke khilafan pade tatangge tape salang memaklumi.
se tak korupsi panika dua faktor coma guste allah sareng malaekat. Jadi, jika diartikan dalam bahasa Indonesia artinya : manusia itu korupsi semua, sedangkan Nabi dan wali semua korupsi, semua korupsi. kenapa korupsi..? mungkin ada kekhilafan sama tetangga, sehingga saling memaklumi. yang tidak korupsi hanya Allah dan malaikat,” Kata Hadrawa.

Ucapan Hadrawa dalam video itu menibulkan reaksi dari salah satu anggota Group Watsh4pp Gema Warga Kangean. Dia menyampaikan bahwa Rasulullah punyak sifat ma’sum (terpelihara dari perbuatan kasalahan).

” Rasulullah dibilang korupsi masuk panistaan,”Komen yang punyak nomer Watsh4pp +62 823-3xxxxx67

Bahkan, bukan cuma dirinya yang mengecam perkataan kades jukong jukong tersebut.

” Perlu pelajaran ini, Kenapa diam Nabi kita dikatakan Korupsi..?,”Kecamnya

” Apa tidak ada perumpamaan yang lain,” Tegas yang punyak nomer Watsh4pp +62 813-xxxx96

Semetara, terkait hal itu, Kepala Desa Jukong jukong Hadrawa dikonfirmasi tim media ini mengatakan, video yang beredar tersebut ada yang mengedit.

” Pidato saya menuduh Nabi dan Wali semua korupsi editan,” Kata Hadrawa Via Telephone

Selanjutnya, tim media ini akan melakukan konfirmasi kepada MUI kabupaten Sumenep, guna mengetahui kebenaran isi Video yang beredar tersebut

Namun, Statemen Kepala Desa Jukong jukong tersebut tidak berselang lama, karena Kepala Desa Jukong jukong mengklarifikasi statemennya melalui video dan disaksikan pengurus Ansor dan Banser Kecamatan Kangayan.

Dalam video berdurasi 2 menit 51 detik tersebut, Kepala desa jukong jukong hadrawa, mengakui kesalahannya sehingga menyampaikan permohonan maaf kepada warga NU, Muhammadiyah dan para kiyai se Kecamatan Arjasa dan Kangayan.

” Saya ucapkan permohonan mohon maaf yang sebesar besarnya kepada para kiyai se Kecamatan arjasa dan Kangayan, serta kepada semua pengurus NU atas ke khilafan,” Ucap Hadrawa, Senin, 3/7/2023

Bahkan, Hadrawa menegaskan bahwa dalam pidatonya diatas panggung wisuda TK tersebut, bukan disengaja tetapi atas ketidak tahuannya atas sambungan bahasa.

” Sekali lagi, saya minta maaf kepada warga NU, dan Muhammadiyah serta para UStad, dan Kiyai se Kecamatan Arjasa dan Kangayan atas kesalahan yang telah diperbuat. karena atas khilafan itu menimbulkan reaksi umat Muslim, khususnya umat muslim yang berada di kecamatan Kangayan,”Tegasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *