Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Berita UtamaDaerahKabupaten MagetanKota BatuKota MalangPendidikanSosial & Budaya

Lewat Batik Marubayu Khas Batu, Aliya Diganjar Penghargaan Dari Kemendikbud

41
×

Lewat Batik Marubayu Khas Batu, Aliya Diganjar Penghargaan Dari Kemendikbud

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi pengrajin batik (foto/kompas.com)

 

RELASIPUBLIK.COM, MALANG  (Lenteratoday) Aliya Diza Rihadat Ulaisy senangnya bukan main. Siswi SMPN 01 Kota Batu itu sama sekali tak menyangka, hobby membatik yang ia tekuni diapresiasi dan diganjar penghargaan serta mendapatkan hadiah Rp 35 juta oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI.

Lewat Batik Marubayu (Manekorupo Batik Ayu), Aliya, salah satu dari lima anak yang berhasil menyabet penghargaan Anugerah Kebudayaan kategori Anak dan Remaja 2020 dari Kemendibud.

“Awalnya dari hobi saya membatik, pas itu dapat telfon katanya terdaftar dalam nominasi penerimaan, gak tahu yang daftar siapa. Dan saya tak menyangka, kaget. Tiba-tiba saya dihubungi dan mendapatkan penghargaan ini. Hanya lima anak yang terpilih dari seluruh Indonesia,” jelas Aliya.

Perempuan asli kelahiran Batu ini satu-satunya pelajar yang mewakili Jawa Timur dalam kategori Anak dan Remaja. Aliya mengatakan berdasarkan penilaian dewan juri, ia dianggap individu yang memajukan dan melestarikan kebudayaan tradisional Indonesia di lingkungan sekitarnya sejak dini.

Ia bercerita, awal mula ia terkesima dengan seni batik sejak dirinya masih kelas 3 SD. Namun saat itu ia hanya sebatas suka menggambar dan kerap mengamati para pengrajin batik yang ada di Kota Batu.

“Lalu saya belajar membatik ke umik saya, akhirnya saya dicarikan guru untuk belajar membatik di Bu Anjani. Saya belajar mulai kelas 3 SD sampai sekarang kelas 3 SMP. Dan akhirnya saya mencoba membuat motif sendiri dan dinamai Batik Maribayu itu,” cerita Aliya.

Filosois Batik Marubayu, kata Aliya, artinya keanekaragaman keindahan yang ada di Kota Batu. Ia memilih nama tersebut, lantaran motif batiknya terinspirasi dari keanekaragaman keindahan yang ada di Kota Batu. Seperti hasil pertanian, perkebunan terus kebudayaan tempat wisata.

“Pertaniannya seperti wortel kentang kubis, perkebunan apel, stroberi, jeruk yang khas Kota Batu. Karya saya kurang lebih dari 300 karya berbagai macam mulai dari hanya kain, ada bantalan kursi, tapak meja dan lukisan,” terangnya.

Ke depan, ia berharap bisa lebih banyak lagi mengajak yeman-temannya untuk ikut mlestarikan budaya-budaya yang dimiliki oleh Indonesia, terutama di bidang batik yang ia tekuni. Selain itu ia ingin kemampuan batik yang ia miliki dapat berguna bagi diri sendiri dan juga bagi orang lain.

Diketahui, karya Batik Marabayu khas Batu milik Aliya ini sudah mulai diperjualbelikan di pasaran. Kisaran harganya mulai dari 700 ribu hingga Rp 3 juta.

Kalau itu (yang Rp 3 juta) kainnya sutra, kalau selama ini dijualnya di Sanggarnya Bu Anjani Batik Banteng, Belum di pasarkan ke online,” tutupnya. (Red).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *