Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Berita UtamaDaerahKabupaten KediriKota MalangPendidikan

Mahasiswa UMM Ciptakan Alat Themperature Detection di Kediri

37
×

Mahasiswa UMM Ciptakan Alat Themperature Detection di Kediri

Sebarkan artikel ini
Kepala desa Balongjeruk memotong pita sebagai peresmian penggunaan Alat Themarature Detection di Lingkungan Desanya

RELASIPUBLIK.COM, MALANG, – Demi mendukung memasuki  era adaptasi kebiasaan baru (AKB), sekelompok mahasiswa Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengimplementasikan alat Themperature Detection di Desa Balongjeruk, Kecamatan Kunjang, Kabupaten Kediri, Kamis, (1/10/2020), siang.

Alat tesebut merupakan alat pengecekan suhu tanpa kontak fisik secara langsung.

“Sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat, PMM UMM Kelompok 81 Gelombang 4 mengadakan launching Themperature Detection awal bulan september lalu yang dihadiri oleh Bapak Safi’i selaku Kepala Desa Balongjeruk serta Perangkat Desa di Lingkungan Balai desa Balongjeruk, dan juga dihadiri oleh Dosen Pembimbing Lapangan dari kemlompok PMM 81 yaitu Ibu Beti Istanti Suwandayani,” ungkap Habib selaku Koordinator Desa Kelompok 81 PPM UMM Gelombang 4, Kamis (1/10).

Lanjutnya, alat tersebut  Themperature Detection secara resmi sudah  dapat digunakan sebagai fasilitas umum di Balai Desa Balongjeruk.

“Satu unit alat Themperature Detection kami serahkan kepada Pemerintahan Desa Balongjeruk. Dengan harapan dapat memudahkan dalam pengecekan suhu warga yang ingin datang untuk mendapatkan pelayanan di ruang pelayanan. Sekaligus sebagai penerapan protokol kesehatan dalam pencegahan COVID-19 dengan adanya teknologi ini di desa Balongjeruk,“ Lanjut Habib.

Selain itu, Alat ini mengunakan teknologi sensor Thermopile Array 8X8 atau juga biasa disebut sensor TPA64, yang merupakan sensor yang digunakan untuk membaca suhu tubuh manusia.

“Penggunaan Themperature Detection akan membaca suhu seseorang yang berdiri di depan sensor tersebut. Jika suhu orang tersebut dengan nilai normal yaitu kurang dari 37,8 derajat, maka orang tersebut diperbolehkan masuk ruang pelayanan,” kata Mohamad Al Fikih anggota kelompok 81 PPM UMM selaku inisiator teknologi.

Hal tersebut mendapat apresiasi bermunculan salah satunya dari Kepala Desa Balongjeruk.

” Saya selaku Kepala Desa Balongjeruk serta Perangkat Desa di Lingkungan Balai desa Balongjeruk sangat mengapresiasi dan mengaku bangga terhadap mahasiswa yang mempunyai ide kreatif dan inovatif untuk membuat alat Themperature Detection ini ” Terang Kepala Desa Balongjeruk

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *