SUMENEP, Relasipublik.com – Viralnya pemberitan disalah satu Media online terkait dugaan sindikat Mafia Pupuk di kabupaten sumenep, Madura, Jawa Timur, semakin menjadi bola panas. Pasalnya, dalam pemberitaan itu merujuk pada nama H. Dulsiam yang merupakan anggota DPRD sumenep dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Maka dengan adanya dugaan demikian, H.Dulsiam menyatakan, saya merasa keberatan atas pemberitaan media online galaksi.id yang mencatut nama saya seakan menjadi sindikat mafia Pupuk bersubsidi dikabupaten sumenep. tentunya dalam hal ini saya dirugikan. Padahal, sudah saya sampaikan sebelumnya bahwa saya ingin meluruskan memberikan data terkait distribusi pupuk subsidi di Kabupaten Sumenep. Jadi, saya menginginkan wartawan yang mencatut nama saya dalam pemberitaan untuk belajar dulu etika penulisan berita, sebagaimana diatur oleh undang-undang pers bahwa narasumber wajib dikonfirmasi.
” Mestinya media tersebut konfirmasi, karena saya kira tidak dibenarkan
menaikkan berita tampa menghubungi narasumber,”Ucapnya. Senin, 11/10/2021.
Lebih lanjut dulsiam mengatakan, walaupun saya bukan orang hukum dan bukan orang yang paham tentang undang-undang, tetapi pemberitaan seperti itu tidak dibenarkan, karena diduga tidak sesuai dengan produk jurnalistik.
“Saya merasa keberatan dan dirugikan, sebab nama saya merasa dicemarkan,” terang dulsiam Ketua komisi III DPRD sumenep pada Media ini
Menurut dulsiam, dalam kondisi seperti ini, saya berharap kehadiran pemerintah, karena sekarang ini memasuki musim penghujan. tentunya, bagaimana hak-hak masyarakat dapat terpenuhi agar mereka tidak lagi mengalami kelangkaan pupuk subsidi. tetapi selama ini, masyarakat sulit mendapatkan pupuk, padahal kita tahu stok pupuk pemerintah tidak akan pernah berkurang jika distribusinya benar benar menerapkan peraturan.
” Pendistribusian pupuk subsidi itu harusnya pemerintah hadir memfasilitasi, agar sesuai dengan aturan dan mekanismenya,”Ujarnya.
Kemudian Ia menambahkan, mestinya pemerintah hadir mensosialisasikan pupuk itu, sehingga petani yang betul-betul butuh pupuk yang tergabung dalam kelompok tani tidak lagi kesulitan untuk mendapatkan pupuk.
” Pupuk itu bukan berarti langkah, tapi masyarakat petani tidak melakukan penebusan sehingga dalam persoalan ini nama saya yang jadi korban,”Imbuhnya.
Penulis : Noung daeng
Editor : Mawardi