Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Berita UtamaJawa timurKabupaten SumenepPendidikan

Imarotul Kutub Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Gelar Wabiner Kenegaraan

32
×

Imarotul Kutub Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Gelar Wabiner Kenegaraan

Sebarkan artikel ini

SUMENEP, Relasipublik.Com – Imarotul Kutub Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo Jawa Timur gelar Wabiner Kenegaraan dengan tema “Nalar Kuning Santri Aktivis Pesantren dalam Polemik Kenegaraan” bersama Mahasiswa Pascasarjana Universitas Sunan Giri Surabaya Mawardi Ms yang sekaligus aktivis Pesantren Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo semasa mondok, Ahad (16/05/2021).

Wabiner Via Zoom ini diikuti santri Imarotul Kutub yang berasa dari Situbondo, Bindowoso, Nusa Tenggara Barat Lombok dan juga dari Kabupaten Sumenep Madura Jawa Timur, dan dimoderatori langsung oleh Ahmad Firman A yang berasal dari Situbondo yang aktivitasnya sebagai Jurnalis Pesantren dan Penggiat Dakwah Islam.

“Setelah saya membacakan Biografi Narasumber kali ini saya pasrahkan kepada Narasumber untuk menyampaikan materi pada Wabiner Kenegaraan kali ini, kepada yang terhormat Saudara Mawardi Ms dipersilahkan” Ungkap moderator sesaat sebelum Narasumber berbicara.

Mawardi Ms menyampaikan terkait Kontribusi kongkrit para santri baik pada masa penjajahan, mas kemerdekaan, orde lama, orde baru, masa reformasi hingga kontribusi santri aktivis memalui nalar kuningnya dalam menyikapi problematika Kenegaraan saat ini.

“Beberapa yang telah saya sampaikan terkait Kontribusi kongkrit santri dalam problematika kenegaraan, maka sejatinya santri bukan hanya cadangan pesantren semata akan tetapi santri juga cadangan pemerintah, dan hal ini sesuai dengan Dawuh KHR As’ad Syamsul Arifin”. Ungkap alumni muda Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo saat Wabiner berlangsung.

Mawardi juga menambahkan perihal harapan besar KHR As’ad Syamsul Arifin yang menginginkan santrinya seperti santri-santrinya Sunan Ampel, ” Kyai As’ad itu menginginkan memiliki santri seperti santrinya Sunan Ampel, ada yang menjadi Agamawan, Seniman, Negarawan Bangsawan. Hal ini mengindikasikan bahwa santri harus siap diberbagai lini kehidupan sesuai dengan bakat dan kemampuannya”. Pungkas Mahasiswa Hukum Pascasarjana Universitas Sunan Giri Surabaya.

Wabiner Kenegaraan ini berjalan dengan ancar dan menghidupkan suasana, sehingga salah satu diantara dari peserta ada yang bertanya yaitu Saudara Rinadi Alumni Muda Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo yang berasal dari Nusa Tenggara Barat Lombok.

Penulis : Ms/ Sri

Editor : Mawardi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *