Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Berita UtamaJawa timurKabupaten SumenepPendidikan

KKN Universitas Ibrahimy Sukorejo Situbondo, Posko 68 Wilker Sumenep Gelar Baksos

54
×

KKN Universitas Ibrahimy Sukorejo Situbondo, Posko 68 Wilker Sumenep Gelar Baksos

Sebarkan artikel ini

SUMENEP, Relasipubkik.Com – Kuliah Kerja Nyata Universitas Ibrahimy mengadakan kegiatan KKN di Asta/pasarean Makam pangeran katandur. Kegiatan tersebut diikuti oleh 12 peserta KKN Wilayah Sumenep dan bekerja sama dengan santri Aktivis IKSASS. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 18 s/d 19 April 2021 yang di malamnya diawali dengam MAKRAB Malam keakraban yang diisi dengan bincang2 hangat soal kebangsaan dan paginya dilanjutkan dengan kegiatan BAKSOS Bakti Sosial

KKN Universitas Ibrahimy Sukorejo Situbondo, Posko 68 Wilker  Sumenep Gelar Baksos

Baksos di Mulai pada jam 6 pagi dan berakhir pada jam 3 Siang. Para peserta KKN dan Relawan Pengabdi2 dari IKSASS membersihkan area kuburan asta katandur pada jam 1 siang dilanjutkan dengan membersihkan area jheding atau toelet asta. Dan dilanjutkan dengan pembacaan Rotibul Haddad Bersama.

Serta memberikan simbol tulisan KKN di deket area jheding yang di tulis oleh Lr. Ach. Syifa’ selaku Sekretaris Wilayah KKN Sumenep,”ucapnya.

Menurut penuturan Koordinator KKN Wilayah Sumenep saudara M. Ali Wafa mengatakan bahwa kegiatan tersebut di laksanakan agar mengetahui bahwa pasarean tersebut merupakan leluhur dari Kiai As’ad Pondok Sukorejo, kemudian agenda ini tidak hanya di asta katandur saja namun beberapa pasarean di wilayan sumenep untuk di tempati kegiatan bersih2 oleh peserta KKN.

kemudian ini juga, selaras dengan dauh kiai As’ad bahwa beliau mengungkapkan engkok gheliye’ mon nangale rombu, saya geli kalau melihat sampah. mudah mudahan kami bisa ngalap barokah dari leluhur asta2 di daerah sumenep,”tuturnya

Pasarean/Asta Pangeran Katandur (Syhech Ahmad Baidhowi) terletak di Desa Bangkal Kab. Sumenep. yang sangat terkenal memiliki hasanah seni dan budaya yang kaya raya. Termasuk juga wisata budaya releginya, beberapa situs dan makam Ulama besar penyebar Agama Islam ada di daerah ini, termasuk juga makam syekh Ahmad Baidhowi. Atau di kenal dengan pangeran katandur.

Meski berada di tengah kota Sumenep, namun letak asta yang dikeramatkan oleh masyarakat Sumenep ini jauh dari keramaian, sehingga orang yang berziarah ke asta tersebut tidak terganggu dengan kebisingan bunyi kendaraan yang berlalu lalang.

Keunikan lokasi dan kekeramatan Ulama yang berlakob Pangeran Katandur ini, membuat komplek pemakamannya ramai di kunjungi peziarah.

Syekh Admad Baidhowi yang merupakan cucu dari sunan kudus ini merupakan Ulama yang menyiarkan Agama Islam dengan cara yang cukup unik. Juru kunci Asta Katandur, Hud Al Alydrus menceritakan, Syech Ahmad Baidhowi merupakan Ulama yang alim, namun yang membuat namanya harum dan dikeramatkan masyarakat, disamping beliau sebagai seorang ulama, pria yang di karuniai dua orang putra ini sangat ahli di bidang pertanian “Pertanian adalah media beliau berdakwah, beliau sering memeberikan petunjuk kepada petani cara bercocok tanam yang baik”terangnya

#Karena kepandaiannya dalam bertani, sehingga warga memberikan julukan Pangeran Katandur,”jelasnya pada media ini

Kata Katandur itu merupakan bahasa jawa yang artinya menanam. Salah satu keistimewaan yang dimiliki Pangeran Katandur ketika beliau menanam tanaman, maka tanaman itu akan berbuah sebelum musim panen “ini yang juga di kenal masyarakat bahwa beliau memiliki karomah,”tambahnya

Kondisi pengunjung Asta Katandur yang sangat sejuk di kelilingi banyak pohon tinggi ini tidak seperti di luar bulan puasa, di luar Bulan Ramadlan peziarah sangat banyak, mereka kebanyakan dari luar daerah.

Kalau Puasa yang ramai hanya malam jum’at dan malam selasa, banyak dari mereka yang menginap tapi biasanya di malam lekoran atau biasanya ketika malam Jum’at Manis. Pungkasnya.

Penulis : Sri

Editor    : Mawardi

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *