Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Berita UtamaJawa timurKabupaten SumenepTerbaru

Pedagang Sapi Menjerit, Diduga Pemkab Sumenep Miskin Solusi

33
×

Pedagang Sapi Menjerit, Diduga Pemkab Sumenep Miskin Solusi

Sebarkan artikel ini

SUMENEP, Relasipublik.Com – Diduga langgar PPKM ( Pemberlakuan Penerapan Kegiatan Masyarakat) Pasar Sapi yang bertempat di Pasar Burung, Desa Pamolokan, Kecamatan Kota Sumenep, dibubarkan Petugas Gabungan TNI-POLRI. Kamis, (15/7/2021).

Pembubaran pasar sapi tersebut, membuat para pedagang Sapi menjerit. Pasalnya, Pemerintah Kabupaten Sumenep dinilai hanya bisa membubarkan saja diduga tampa memikirkan kami sebagai rakyat kecil yang berpenghasilan tidak tetap.

Terkait itu, seorang pedagang sapi asal Desa Dasuk yang enggan disebut namanya mengungkapkan, sejak diberlakukannya PPKM ini kami para pedagang dan juga sebagai masyarakat awam merasa kecewa, karena pemkab hanya bisa membubarkan tampa asa solusi. Tentunya, dari hasil penjualan sapi ini kami dapat menafkahi anak dan istri. Jadi, Pemkab sumenep jangan hanya bisa membubarkan, tapi berikan kami solusi.

” Hasil jual sapi itu kami gunakan untuk nafkahi anak istri, mas, karena mereka tanggung jawab kami,”keluhnya.

Menurutnya, sejak diberlakukannya PPKM para pedagang sapi merasa rugi, karena sapi dijual tidak sesuai dengan harga pasaran yang biasanya.

kendati itu, jika terus menerus para pedagang sapi dilarang berjualan dipasar, tentunya para pedagang akan semakin kesulitan untuk bertransaksi jual beli sapi, sebab jika masih bersikeras untuk berjualan sapi ke pasar, akan dibubarkan paksa oleh petugas, karena dianggap tidak mematuhi aturan PPKM.

Mestinya, jika memang Pemerintah mengayomi dan melindungi masyarakat juga harus mikir dengan keadaan kami selaku rakyat kecil, apalagi dalam minggu ini bagi umat islam akan merayakan hari Raya Idul Adha ( hari raya kurban),”kesalnya dengan nada kecewa

” Namun, jika pasar ini ditutup, aktifitas dan penghasilan kami selaku rakyat kecil dapat dari mana..? “tanyanya saat diwawancara Media ini

Padahal, penghasilan kami para pedagang sapi dapat dari pasar. tentunya, kami mempunyai banyak kebutuhan untuk anak dan istri serta keluarga kami.

Dia menambahkan, kami sangat kecewa terhadap peraturan yang dibuat Pemerintah khususnya Pemkab Sumenep selaku pengambil kebijakan, karena mata pencaharian kami untuk keluarga dengan berdagang sapi,”ujarnya.

Kami bandingkan dengan Pasar kepo pamekasan tidak dibubarkan, tapi kenapa Pasar di sumenep dibubarkan, kenapa.? tanyanya lagi dengan nada kecewa.

” kami sangat kecewa, karena satu satunya mata pencaharian kami dengan berjualan sapi ini,”imbuhnya.

Reporter : Noung daeng

Editor      : Mawardi

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *